Simbiosis Jentik Nyamuk dan Tumbuhan 'Predator' Kantong Semar
Tanaman karnivora. Imajinasi yang pertama muncul ketika membaca dua kata itu barangkali bisa sangat kartun. Anak-anak - dan juga kita - akrab dengan sosok tanaman karnivora sebagai predator ganas. Mereka biasa ditampilkan sebagai tanaman di pot dengan "kepala" besar bergigi tajam dan lidah menjulur. Apapun yang mendekat pasti akan disantap.
Apakah mereka seganas itu? Tentu saja tidak! Tanaman karnivora hanya 'makan' serangga dengan cara memancing, menjebak dan mencerna mereka. Ada beberapa macam tanaman karnivora yang kita kenal. Sundews punya daun lengket yang bisa menggulung. Venus punya sepasang daun yang akan menutup saat terkena sentuhan. Dan jenis terakhir adalah pitcher plants.
Tumbuhan genus Sarracenia dan Nepenthes adalah contoh pitcher plants. Pitcher yang berarti teko, tumbuhan ini punya semacam kantong yang berbentuk melebar di bagian bawahnya. Di Indonesia ia diserupakan dengan perut semar (tokoh pewayangan) yang buncit, sebab itulah ia mendapat sebutan 'kantong semar'.
Tumbuhan kantong semar dapat ditemukan dari dataran rendah hingga pegunungan. Habitat hidupnya adalah tempat terbuka yang lembab dan miskin hara, khususnya nitrogen. Tumbuhan ini tetap melakukan fotosintesis untuk menghasilkan energi. Sedangkan unsur penting seperti nitrogen mereka peroleh dengan strategi karnivora. Serangga yang dicerna dapat memenuhi kebutuhan nutrisi penting tersebut.
Daun termodifikasi milik kantong semar berbentuk vas yang licin. Fungsinya adalah menarik perhatian serangga dengan menghasilkan cairan manis. Serangga naas yang tertarik untuk hinggap bisa terpeleset dan nyemplung di dalamnya. Begitu ada serangga yang terjebak, kelenjar khusus menghasilkan enzim tertentu untuk mencerna mangsanya.
Tumbuhan kantong semar memiliki peranan yang penting di dalam ekosistem. Peran tersebut diantaranya sebagai sumber pakan, akses jalan serangga, habitat fauna, air minum kera, indikator kerusakan lingkungan, dan penyumbang unsur hara tanah.
Simbiosis Mutualisme dalam Kantong Semar
Salah satu interaksi yang unik antara organisme di alam adalah simbiosis mutualisme. Organisme yang berinteraksi akan mendapatkan mutual benefits (keuntungan bersama) yang sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka. Ekosistem di dalam kantong semar disemarakkan oleh serangga yang hidup di dalamnya. Bukan sebagai makanan, namun sebagai sahabat.
Salah satu organisme yang bersimbiosis dengan tumbuhan kantong semar adalah nyamuk spesies Wyeomyia smithii. Karena berasosiasi erat dengan kantong semar, nyamuk ini sering disebut sebagai pitcher plant mosquito. Bukannya menjauhi, nyamuk ini malah bertelur dan berkembang biak di dalam kantong semar.
Dalam hal apa simbiosis ini menguntungkan kedua belah pihak? Bagi jentik nyamuk, mereka mendapatkan makanan dan tempat tinggal yang aman. Hidup di dalam kantong semar adalah salah satu strategi nyamuk untuk menghindarkan keturunannya dari predator. Dinding kantung yang licin dan adanya ancaman enzim menyulitkan serangga predator yang mencoba memangsa jentik. Di lain pihak, tumbuhan kantong semar diuntungkan karena dibantu dalam proses pencernaannya.
Adanya jentik nyamuk penting bagi tumbuhan kantung semar. Ketika kantung masih baru, ia memproduksi banyak enzim pencernaan. Kantung baru mampu mencerna serangga tangkapan dalam jumlah yang banyak. Seiring kantung bertambah tua, produksi enzimnya semakin menurun, efektivitas jebakan juga berkurang.
Di kantong tua inilah jentik nyamuk berperan. Lapisan tubuh jentik mampu mentolerir enzim yang sudah melemah. Di sisi lain mereka membantu efektivitas pencernaan kantong semar yang sudah menurun. Jentik menggigiti tubuh serangga yang mati dan menyisakan remahan. Remahan ini lebih mudah hancur oleh enzim. Kantong semar juga menyerap nutrisi dari feses yang dikeluarkan jentik. Sehingga pencernaan berlangsung lebih cepat.
Jentik dapat tumbuh dengan cepat pada kantung semar karena cairan di dalamnya kaya nutrisi. Selain serangga yang terjebak, cairan kantong semar juga dihuni bakteri, protozoa, serta rotifer (sejenis zooplankton). Selain makan jasad serangga, jentik juga memakan penghuni lainnya. Kemampuan memakan segala ini menjadikan jentik berperan sebagai predator kunci.
Setiap penghuni ekosistem di dalam kantong semar memiliki peran masing-masing. Organisme mikroskopik seperti bakteri, protozoa, dan rotifer juga membantu dalam penguraian serangga yang terjebak. Selain itu mereka juga mengkonsumsi feses dan kulit moulting (selongsong) yang dihasilkan oleh jentik. Sehingga semuanya saling terhubung dalam jaring makanan.
Jentik nyamuk Wyeomyia smithii bukanlah simbion tunggal yang hidup di dalam tumbuhan kantong semar. Terkadang juga dijumpai larva lalat sarkofagus (Blaesoxipha fletcherii) dan larva sejenis agas (Metriocnemus knabi). Kurang lebih peran mereka sama, hanya saja tinggal di dalam kantong semar pada umur yang berbeda. Larva lalat menempati kantong muda, larva agas pada kantong berumur menengah, sedangkan jentik nyamuk pada kantong tua.
Ekosistem Mikro dalam Kantong Semar
Terlepas dari ukurannya yang kecil, kantung tumbuhan karnivora menyimpan kompleksitas yang luar biasa. Unsur biotik dan abiotik yang saling berinteraksi mewujudkan sebuah ekosistem mikro yang sustain. Keunikan ini memancing keingintahuan para peneliti untuk mengetahui lebih dalam apa yang terjadi di dalam kantong semar.
Penelitian mengenai ekosistem di dalam tumbuhan kantong semar yang unik ini sangat penting untuk memahami hubungan antar organisme dalam ekosistem. Ekosistem dalam kantong semar terbilang pendek, hanya sekitar dua tahun saja. Karena durasinya pendek, memungkinkan bagi peneliti untuk mempelajari dari awal terbentuknya ekosistem hingga ekosistem berakhir.
Istimewanya, ekosistem mikro ini memungkinkan para peneliti untuk mempelajari eksperimen ekologi yang tidak mungkin dilakukan pada ekosistem skala besar. Misalnya saja pada percobaan menghilangkan salah satu mata rantai makanan atau suatu spesies dalam ekosistem. Hasilnya dapat diketahui dalam waktu yang relatif singkat. Dengan penelitian tersebut peneliti akan mendapat insight tentang bagaimana mengelola, melindungi, atau bahkan menghidupkan kembali ekosistem alami di era perubahan iklim saat ini.
Keindahan flora dan fauna sering menyimpan cerita yang menarik di dalamnya. Mari bersama kita lestarikan alam, jaga keseimbangannya. Dengan demikian kita telah berupaya melestarikan peradaban manusia.
0 Response to "Simbiosis Jentik Nyamuk dan Tumbuhan 'Predator' Kantong Semar "
Posting Komentar